Sajak: Pablo Neruda

Sajak-sajak Neruda memiliki aliran romantisme. Dalam kumpulan sajaknya 'Crepusculum' dan merupakan kumpulan sajaknya yang pertama, dan yang terbaik. Neruda telah menunjukkan perasaan yang dalam sebagai sorang penyair. Neruda  sebagai penyair Chili memiliki nama asli Neftati Reyes.
Berikut ini salah satu sajaknya:



Maut Sendiri

Ada pekuburan sepi,
kubur-kubur penuh belulang dan senyap,
hati melewati suatu t'rowongan,
gelap, gelap, gelap,
bagai di kapal terdampar kita mati dari dalam
kala tenggelam dalam hati,
kala jatuh lepas dari kulit masuk jiwa

Ada mayat-mayat,
ada kaki-kaki dari tanah liat dingin,
ada maut dalam belulang,
bagai bunyi murni,
bagai salak - anjing tiada -
memancar dari sejumlah lonceng, dari sejumlah kubur,
menggembung dalam kebasahan, bagai tangis atau hujan.

Aku lihat, sendiri, kadangkala
peti-peti mati pakai layar,
membawa luput mayat-mayat pucat, wanita berbaju mati,
tukang-tukang roti putih bagai malaikat,
gadis-gadis termenung kawin dengan notaris,
peti-peti mati memudiki sungai maut tegak lurus,
sungai merah,
mudik, pakai layar penuh bunyi maut,
penuh bunyi bisu maut.

Ke pantai merdu maut datang
bagai sepatu tak berkaki, bagai baju tak berorang,
datang mengetuk dengan cincin tak bermata, tak berjari,
datang berseru dari mulut, lidah dan tenggorokkan yang tiada.

Tetap langkahnya bergema,
dan bajunya berdesah, bungkam bagai pohon.

Aku tak tahu, hanya sedikit mengerti, hampir-hampir tak menampak.

tapi kukira lagunya berwarna violet basah,
violet yang serasi dengan tanah,
kerna warna tanah hijau,
oleh basah yang menembus dari sehelai daun violet
dan warnanya yang guram: musim dingin megap-megap.

Tapi maut juga melewati dunia menyamar seperti sapu
menyapu-nyapu lantai, mencari orang mati,
maut berada dalam sapu,
adalah lidah laut mencari orang mati,
adalah jarum maut mencari benang.

Maut di dalam ranjang lipat,
dalam kasur-kasur lamban, dalam alas kasur hitam
ia hidup malas, untuk tiba-tiba meledak:
ia menghembuskan bunyi seram yang menggembung sprei,
ranjang-ranjang pun berlayar menuju pelabuhan,
di mana maut menuggu berpakaian laksamana.